Share

BATAM
CENTRE- Krisis bahan bakar minyak (BBM) kembali mengancam Kota Batam.
Sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di kota ini mengalami
kesulitan pasokan BBM khususnya jenis premium dan solar sejak sepekan
terakhir.
Oleh: Amir Yunus dan Armat Juang, Liputan Batam
"Sudah
seminggu ini, pasokan solar dan premium sering terlambat. Sekarang,
(premium dan solar) lebih sering kosong, walaupun tidak setiap hari,"
kata petugas SPBU Kapital Raya, Suryo, Senin (14/5).
Kondisi
serupa terjadi di SPBU arah Bandara Hang Nadim Batam dan SPBU di kawasan
Batuaji, Sagulung dan Bengkong. Di depan SPBU-SPBU tersebut kerap
terpampang tulisan "Maaf Premium Habis" atau "Maaf Solar Habis".
Akibatnya, tidak sedikit pemilik kendaraan yang mengisi tangki kendaraan mereka dengan BBM jenis pertamax.
"Dari
pagi premium habis. Informasinya sudah diminta tapi hingga kini belum
juga datang permintaan," ujar salah seorang karyawan SPBU di Batuaji
Paradise.
Di SPBU Bengkong, sejumlah mobil yang hendak mengisi solar terpaksa berputar arah karena di SPBU tersebut solar sedang kosong.
Tak Seharusnya Langka
Menurut Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan dan ESDM Kota Batam,
Ahmad Hijazi, kelangkaan BBM khususnya solar tidak seharusnya terjadi.
Dia meminta Pertamina melakukan pengecekan pasokan solar ke daerah ini.
"Sekarang
yang perlu dicek di bulan Mei ada atau tidak pengurangan pasokan yang
diberikan. Kalau tidak ada, seharusnya tidak ada kelangkaan," kata
Hijazi saat ditemui di Kantor BP Batam.
Dia berharap Pertamina
dapat mengklarifikasi persoalan ini. Kepada pemilik SPBU, Hijazi meminta
bersikap tegas terhadap pihak-pihak yang memaksa membeli BBM di luar
kapasitas normal tangki kendaraan atau yang seharusnya di beli.
"Untuk
pihak-pihak yang memaksa, pihak SPBU harus berani menolak dengan tegas
dan semua pihak terkait bersama-sama mengawasi ini," katanya.
Kata
Hijazi, sampai saat ini tidak ada ketentuan pembatasan BBM yang dibuat
pemerintah. Karena itu, dia menilai kelangkaan yang terjadi lebih
dikarenakan adanya pihak yang berusaha manfaatkan momentum tertentu.
Faktor lain yang perlu diantisipasi misalnya pemadaman listrik yang
belakangan ini terjadi di Batam dengan rentang waktu cukup panjang.
"Ini
harus dijaga. Jangan sampai pemadaman listrik jadi celah bagi orang
untuk membeli BBM secara berlebih. Dengan alasan pembelian untuk
keperluan genset mereka," katanya.
Dalih Pertamina
Sementara itu, pihak Pertamina kembali berdalih bahwa kosongnya BBM
di Batam lebih disebabkan karena meningkatnya konsumsi BBM oleh
masyarakat Batam.
"Akhir-akhir ini ada lonjakan permintaan dari
masyarakat, terutama solar dan premium," ujar Manajer Penjualan PT
Pertamina area Kepri, I Ketut Permadi ditemui di kantornya.
Namun,
Ketut tidak bisa merinci secara pasti berapa besaran permintaan yang
diminta oleh pengusaha SPBU di Kota Batam beberapa pekan terakhir.
Menurutnya, Pertamina tetap melakukan pengiriman BBM ke SPBU sebagaimana
bulan-bulan sebelumnya.
"Biasanya sekali kirim cukup untuk tiga
hari, tapi sekarang sehari saja sudah habis dan meminta mereka meminta
tambahan pasokan," ungkapnya.
Meski terjadi kekurangan BBM
premium dan solar di sejumlah SPBU, namun I Ketut menegaskan bahwa
Pertamina tidak ada tambahan pasokan. Pengiriman akan tetap disesuaikan
dengan kebutuhan sebagaimana pasokan bulan-bulan sebelumnya.
"Tidak ada tambahan penyaluran, penyaluran masih sama seperti bulan-bulan sebelumnya," kata dia.
Seperti
diberitakan sebelumnya, I Ketut Permadi mengatakan, Badan Pengatur
Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH-Migas) telah menetapkan kuota subsidi
Kota Batam untuk premium 135.352 kilo liter dan solar 74.843 kiloliter.
Kuota tersebut, berkurang sekitar 30 persen dibandingkan dengan kuota
pada 2011 yang premium saja mencapai 186.571 kiloliter, sedangkan kuota
solar pada saat itu 70.914 kiloliter.
Menanggapi itu, Ahmad Hijazi mengatakan kuota tersebut tidak akan mencukupi kebutuhan masyarakat yang terus bertambah saat ini.
"Tahun
lalu saja tidak cukup, apalagi tahun ini yang kuotanya dikurangi 30
persen, sementara jumlah kendaraan terus bertambah," kata dia. (ant